Selasa, 17 April 2012

Nasehat yang Baik itu, Menyentuh Hati bukan Menyakiti Hati

Mas Ikhwan tersenyum saat diberi nasehat oleh gurunya.
Setiap manusia, khususnya orang yang beriman, mempunyai kewajiban saling nasehat-menasehati kepada sesama. Menjadi kewajiban karena salah dan lupa itu sering dialami oleh manusia. Maka dari itu saling nasehat-menasehati itu penting agar manusia itu tetap menjadi manusia yang diridhoi oleh Alloh.

Selain itu nasehat juga merupakan barang hilangnya orang iman, yang membuatnya selalu rindu untuk dinasehati. Makanya bila dia tidak mendengarkan nasehat sehari saja, dia akan merasakan kehilangan.

Namun, nasehat tetaplah harus disampaikan dengan cara yang baik. Bila kita dinasehati dengan cara yang salah, seperti dengan marah-marah, maka nasehat yang disampaikan akan tidak sampai pada hatinya si pendengar nasehat, meskipun nasehat yang kita sampaikan menghendaki baik untuknya. Dan bahkan bisa menjadi sebuah kesalahpahaman yang berujung pada ketidakrukunan.

Gambarannya seperti menyuruh makan pada tamu yang sedang lapar, bila kita menyuruhnya dengan ucapan yang santun, maka dengan senang hati tamu tadi akan memakan makanan yang kita suguhkan. Namun bila kita menyuruhnya dengan ucapan yang kasar, mungkin tamu itu tidak jadi makan karena tersinggung dengan ucapan kita yang kasar itu. Pahamkan?

Selain caranya harus baik, nasehat juga membutuhkan waktu dan tempat yang tepat. Menasehati seseorang, tidak boleh dilakukan di forum umum, langsung menyebut nama, karena dapat membuatnya menjadi malu. Bila harus dilakukan maka gunakanlah kata sindiran yang dapat menyentuh hati si target nasehat, seperti yang dilakukan oleh Rosululloh SAW dalam hadits berikut:

Rosululloh SAW pernah membuat sesuatu yang dimudahkan, namun ada beberapa sahabat yang sok suci, tidak menerima pada sesuatu yang telah dimudahkan tersebut. ketika berita itu sampai kepada beliau, maka beliau berkhutbah. Setelah memuji Alloh, beliau bersabda: "apa alasan mereka itu yang sok suci terhadap sesuatu yang telah aku buat? Demi Alloh, sesungguhnya aku ini lebih mengetahui dengan urusan Alloh dan lebih takut kepada-Nya." (HR. Shohih Bukhori)

Untuk itu, marilah kita menasehati orang dengan cara yang santun saat kita menjumpai orang tersebut salah atau lupa. Sehingga dia mau memperbaiki apa yang telah diperbuatnya. Dan juga, kita harus mau dinasehati dan hobi mendengarkan nasehat dari siapa saja yang menghendaki baik untuk kita, agar kita selalu menjadi pribadi yang diridhoi oleh Alloh SWT.

Semoga Alloh memberikan manfaat dan barokah untuk kita semua...!!!

Tidak ada komentar: