Rabu, 10 Oktober 2012

Shodaqoh Cinta

tes 1, 2...

Assalaamualaikum Wr. Wb. Wm.

Alhamdulillahi robbil 'aalamiin.
Hhe, sudah lama tidak memposting sesuatu di blog ini ya, maaf n.nv.

Baiklah kali ini saya akan bercerita tentang permasalahan cinta dari pengalaman temannya teman yang saya kenal. Namun sebelumnya saya ingin menjelaskan mengenai judul dari postingan ini. Sebelum banyak perdebatan dari pembaca dan komentator blog kami.

Shodaqoh cinta, kedengarannya memang terasa janggal, karena biasanya hal yang kita shodaqohkan itu berupa harta benda, atau budi pekerti yang baik, seperti sebuah senyuman. Sedangkan cinta itu berbeda, karena cinta itu tidak berwujud dan hanya bisa dirasakan dengan hati saja (kata orang yang mengaku dirinya sebagai pujangga cinta). Lantas seperti apa shodaqoh cinta itu..?


Kembali ke definisi, cinta memang dirasakan oleh hati, tetapi bukan berarti tidak ada wujudnya. Cinta yang tertinggi adalah cinta kita kepada Sang Pencipta, wujudnya adalah melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya atau beribadah hanya karena Nya. Begitu juga cinta kita kepada sesama manusia ada wujudnya, yakan? yaitu Amar Ma'ruf Nahi Munkar, saling perintah kebaikan dan melarang kejelekan atau tidak saling dosa-mendosakan.

Namun masih ada yang kurang pas di hati, karena sesuatu yang dishodaqohkan itu biasanya merupakan sesuatu yang telah dimiliki oleh kita. Sedangkan menshodaqohkan "cinta kita kepada seorang wanita yang belum kita miliki sepenuhnya (belum ada akad nikah)" kepada orang lain, belum tepat dikatakan shodaqoh karena belum kita miliki. Sudah paham arahnya kemana?

Nah, perdebatan itu bisa diselesaikan jika kita memiliki paham yang sama. Adapun harta yang kita shodaqohkan hakikinya juga bukan harta kita toh, melainkan harta anak turun kita yang akan diwariskan ke mereka. Tetapi setelah kita shodaqohkan itu barulah menjadi harta kita yang benar. Sebagaimana dalam hadits yang menerangkan bahwa harta itu ada 3, yaitu makanan yang telah kalian makan, pakaian yang telah kalian pakai sampai rusak dan harta yang telah kalian shodaqohkan.

Semoga kalian bisa memahaminya?
Ok, back to the topic...!

Pernahkah kalian menonton film bollywood yang berjudul Mujse Dosti Karoge? Nah, seperti itu lah bentuk dari shodaqoh cinta, meskipun diakhir ceritanya tetap dipersatukan. Tetapi cinta di film tersebut bukanlah cinta yang saya maksudkan disini (ada perbedaan definisi cinta). Adapun cinta menurut saya adalah sesuatu yang bisa membuat kita menemukan surga yang hakiki. Prakteknya adalah dengan amar ma'ruf nahi munkar.

Nah, jika semua tadi tidak terwujud dengan benar itu namanya bukan cinta melainkan nafsu belaka, maka lebih baik lupakan saja. Dan juga bila kita mencintai seseorang kemudian membuat dia menjadi berpaling atau menjauh dari kebaikan, maka lebih baik dishodaqohkan saja cinta kita itu. Caranya dengan mendelegasikan orang lain untuk menasehatinya (nasehat = amar ma'ruf, nahi munkar) atau dengan menjauhinya sehingga ada orang yang lebih baik yang akan mencintainya. Bila kalian tetap bersikukuh ingin membuat dia menjadi lebih baik, namun dianya tidak menyukai kalian, maka kasihan dianya yang tidak mau menuruti apa yang kalian kehendaki baik untuknya. Dia malah menjadi malas-malasan dalam berbuat kebaikan, beribadah, mengaji, dll.

Contoh yang mirip dari shodaqoh cinta (membiarkan cinta kita dimiliki oleh orang lain) adalah seperti dalam film Hancock. Dia harus menjauh dari orang yang disayanginya demi menyelamatkannya dari kematian, karena bila mereka saling berdekatan maka kekuatan mereka berdua akan hilang dan bisa mati satu sama lain. Nah, kalau begitu menjauh dan membiarkan orang lain yang meramut orang yang disayanginya itu juga termasuk cinta, yakan?

Dan karena tujuan kita mencintainya adalah supaya bisa sama-sama masuk surga dan selamat dari neraka, maka shodaqoh cinta itu merupakan hal yang terbaik yang harus dilakukan. Jika tidak, masih mending bila hanya orang tuanya saja yang marah kepadamu, bila Alloh juga marah piye..?

Tidak ada komentar: