Kamis, 09 Agustus 2012

Teladan dari seorang Ayah

Kali ini aku ingin bercerita tentang ayahku yang sosoknya benar-benar beda daripada yang lain. Jarang sekali aku menemui orang tua atau bapak-bapak yang sifatnya dan tingkah lakunya mirip dengan ayahku ini, bahkan hampir tidak pernah, kecuali bila aku yang menirukannya, Hhe. Kenapa demikian, karena bila aku melihat bapak-bapak yang tidak bertingkah laku seperti ayah maka aku sering berpikir tentang ayahku, "kalo saja itu ayah, insya Alloh ayah akan melakukan hal ini-itu terhadap orang disekitarnya". Banyak sekali kebaikan yang ingin aku tiru dari ayahku ini, meskipun sampai saat ini masih belum bisa aku tiru semuanya.

Nah, dikesempatan ini aku ingin menceritakan kebaikan-kebaikan ayahku yang menjadi teladan bagi diriku dan juga menjadi jawaban kenapa aku suka melakukan apa yang dilakukan ayahku ini.

Pertama, ayahku itu adalah orang yang dermawan, suka bershodaqoh dan suka memberi kepada orang lain, terutama memberikan makanan dan minuman. 
Dulu, seorang mubaligh pernah cerita tentang kebaikan ayah yang ini, waktu itu ayah sudah tugas ke Kudus jadi tidak mendengarnya. Dia cerita begini; "ketika ada acara main bola jarang sekali ada pengurus yang datang untuk nonton bola, apalagi datang bawa snack, kecuali bapak ini (ayahku) yang sering bawa minuman kardus". Mendengar cerita itu aku jadi terharu, dan sekarang kalau aku perhatikan memang jarang ada seorang aghniya yang datang bawa snack di acara main bola, yang ada snack itu sudah dianggarkan dan dibeli oleh kelompok.

Ayahku juga orang yang suka memberi salam, meskipun sedang menaiki kendaraan baik mobil atau motor dia sempatkan memberi salam kepada orang yang sedang berjalan kaki. Dan apabila kendaraan yang dikemudikannya sudah melaju kencang, dia tetap mengklakson orang yang berjalan kaki sebagai pengganti salam. Sangat jarang ku jumpai dia mengacuhkan orang-orang yang sedang berjalan atau pergi begitu saja seperti orang yang sombong.

Selain itu, ayah adalah orang yang disukai oleh anak kecil, karena dia sangat sayang dan dekat dengan anak kecil. Sering ku jumpai saat ayah turun dari mobil di parkiran mesjid, anak-anak kecil menghampirinya dan mengajaknya bersalaman kemudian ayah sekali-sekali memberinya uang atau permen. Dia hampir tidak pernah dijumpai menghiraukan anak kecil yang ada di dekatnya, mesti diajak bercanda atau digangguin. Hal ini bener-bener jarang dilihat disini, makanya aku sering kangen dengan ayah bila melihat anak kecil sedang bermain-main.

Tidak hanya dengan anak kecil saja, ayah juga suka bercanda (bukan genit) dengan ibu-ibu dan para muda-mudi. Bercanda dengan ibu-ibu, tidak membuat mamaku jadi marah, malah mama pernah cerita kepada pengurus waktu ada fitnah di daerahku, "saya (mamaku) itu tidak pernah dijauhi atau dimusuhi oleh ibu-ibu, karena bapak (ayahku) suka ngajak bercanda dengan mereka". Kemudian aku berpikir, oh berarti ayah melakukan itu untuk mem-protect mamaku.

Dan kedekatan yang pernah membuat ku iri dimasa kecilku adalah dia sangat dekat dengan para muda-mudi. Apalagi waktu itu ayah menjadi orang yang suka menjodoh-jodohkan orang. Udah ngaji muda-mudinya di rumahku, terus mereka suka nyebut ayahku dengan panggilan papi dan mamaku dipanggil mami, coba bayangkan anak kecil mana yang gak iri waktu mendengar hal itu. Waktu itu aku ingin bilang: "anaknya itu aku, kalian ini siapa manggil mami-papi terhadap orang tuaku". :')

Ya, itulah ayahku, meskipun orangnya keras tapi sangat easy going. Kelakuannya juga suka aneh bila dilihat dari kacamata bapak-bapak saat dia sedang menghibur orang di sekitarnya. Dan yang paling aku syukuri kepadanya adalah dia selalu membawaku saat pengajian dan mendudukanku di sebelahnya, dan akupun dengan tenang mendengarkan isi pengajian meskipun sangat membosankan waktu itu.

Alhamdulillah Jazakallohukhoiro' Yah...
Anakmu selalu mencintai kalian berdua selamanya, meskipun tidak pernah diucapkan.

Nb: Jangan lupa membaca cerita tentang mamaku nanti ya..!!!!

Tidak ada komentar: