Alhamdulillah, bertepatan dengan
hari ibu ini, akhirnya aku bisa menyelesaikan tulisan tentang ibuku yang sudah
dijanjikan di postingan ini.

Suatu hari Mama bercerita kepada
ku tentang ekspresi ibu-ibu yang tidak cocok dengan isi nasehat dari seorang
penasehat, kemudia mama berkata “jika kita dinasehati oleh orang kemudian
nasehat tersebut sulit untuk kita terima atau kita menjadi sakit hati karena
itu, maka kamu boleh kq membenci orang tersebut, tetapi kamu tidak boleh
membenci isi dari nasehat itu bila isi nasehatnya menghendaki baik untuk mu”.
Kemudian, “nah, bila nasehat itu menghendaki baik untuk mu maka berarti orang
itu menyayangimu, maka kamu tidak ada alasan untuk membencinya”.
Ya itulah salah satu kelebihan
dari mamaku, yang bisa menerima nasehat meskipun disampaikan secara keras
kedalam hatinya. Aku pernah dibilang ayahku, gara-gara aku bilang ke mama tidak
boleh memakai kerudung yang ada spon dibelakangnya, mama jadi mencabuti spon
yang ada di semua kerudungnya. Padahal mama suka sekali memakai kerudung jenis
itu dan jumlah koleksinya sudah banyak sekali, tapi mama ridho menghilangkan
semua spon-spon yang ada di kerudung-kerudungnya. Waktu itu aku jadi terharu
banget mendengar perkataan ayah, tapi mau bagaimana lagi memang itulah yang
terbaik buat mama.
Tidak hanya masalah nasehat lho,
mamaku juga seorang wanita yang bener-bener hobi membaca Al Quran.
Hobi ini sepertinya turunan dari Mbahku yang juga hobi membaca Al Quran. Karena kata mama, dulu si Mbah hampir tidak pernah kelewat membaca Al Quran setiap harinya. Mungkin hal inilah yang membuat mama bisa memiliki hati yang sesabar itu, ya.
Andaikan ada wanita yang memiliki
kesabaran seperti mama, maka aku akan tertarik dengannya. Mungkin karena hal
itu juga aku jadi suka mengetes kesabaran anak-anak keputrian, Hhe maaf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar